Home » » Sang Penantang Kematian

Sang Penantang Kematian

Setiap dari kita entah itu anak kecil, remaja, dewasa sampai orang tua yang hingga dari peralihan detik ke menit selalu & selalu saja berusaha untuk terus hidup nyaman & tentram hingga kulit segar ini berubah menjadi keriput & layu diperaduan senja seperti bunga mawar yang sudah lama tak disiram air oleh pemiliknya.



Ini sangat berbanding terbalik dengan segelintir anak manusia, yang tidak bisa hidup datar karena tuntutan ekonomi yang kian lama kian membumbung tinggi. Yang secara perlahan tetapi pasti, mengharuskan mereka untuk Menantang Kematian demi mendapatkan sebongkah harapan & mimpi masa depan yang lebih baik. Walaupun semua yang mereka lakukan, sangat begitu dekat jaraknya dengan Malaikat Kematian berjubah hitam yang siap mengambil nyawa mereka setiap saat sesuka hati mereka.

Tidak pernah terlintas dari benak pikiran mereka sedikit pun, untuk tidak mensyukuri karunia yang diberikan Tuhan kepadanya yaitu Nyawa Kehidupan yang banyak didambakan ribuan bahkan jutaan manusia yang terbaring lemas & kaku disetiap rumah sakit. Tapi itulah yang dinamakan hidup, mati muda tetapi berjuang atau mati tua tapi berpangku tangan.

Satu hal sederhana yang banyak ditanyakan oleh orang lain dari Bagaimana Rasa Menantang Kematian adalah, tak segurih rasa sayur asem & tak semanis madu rasanya yang mereka dapatkan dari hal tsb. Tapi rasa yang mereka dapatkan adalah air mata & tawa riang, yang terpancar dari raut wajah mereka yang kusam diterpang sinar matahari bahwa mereka yakin bahwa ketika esok pagi menjelang perut mereka tidak akan kosong lagi seperti hari kemarin.

Mungkin bagi anda atau bahkan kita semua yang membaca tulisan ini, masih tidak akan membuka mata & pikiran tentang Manusia Penantang Kematian. Dan seolah membuat, apa yang mereka lakukan & kerjakan adalah sikap orang bodoh & gila dari seorang manusia yang tidak pernah mengeyam bangku pendidikan dasar, menengah sampai tinggi. Yang seharusnya bertempat tinggal di Rumah Sakit Jiwa Grogol, yang penuh sesak dengan orang gila seperti mereka ini.

Mereka tak pernah marah atau pun tersinggung dengan ucapan & julukan yang tersemat pada diri mereka, karena dengan julukan itulah mereka masih terus & terus bernafas didunia ini bukan di liang lahat yang berwarna merah suram dengan sejuta cacing - cacing, belatung & semut yang bertebaran disetiap jengkal dari tubuh kita yang kaku & bisu. Walau pada nantinya cepat atau lambat, mereka akan berada ditempat tersebut tapi untuk saat ini mereka akan tetap & terus menantang kematian demi hari esok yang lebih baik.

Sungguh ironi yang menyedihkan dalam sebuah Fase kehidupan, yang dari waktu ke waktu terus ada hal semacam ini. Karena ada pepatah lama yang mengatakan, bahwa semakin kita berani menantang kematian maka semakin besar juga rejeki yang kita dapat dari hal tersebut. Karena banyak jutaan pasang mata, yang menanti dipinggir arena tentang sebuah pergulatan ekonomi dengan mempertaruhkan nyawa mereka sendiri. 

Dari mereka kita tahu & mengerti secara perlahan tentang apa yang dinamakan Filosofi hidup yaitu Ada Unlimited Kesempatan yang diberikan Tuhan untuk setiap hambanya yang percaya & yakin bahwa nyawa yang diberikan Tuhan bukan hanya satu nyawa, satu kehidupan & satu tarikan nafas. Jika orang tersebut, mau keluar dari Comfort Zone & tahu apa gunanya hidup sekarang & nanti.

Kesimpulan : Kematian bukan tujuan utama & pertama dari apa yang mereka lakukan sekarang & nanti, melainkan harapan & mimpi yang lebih baik dihari esok yang menjadi tujuan utamanya ketimbang selalu & selalu menyesal dilahirkan seperti ini.




0 comments: