Home » » Dongeng Sebelum Tidur

Dongeng Sebelum Tidur

Pasti kita sudah tak asing lagi ketika mendengar kata “ Dongeng “ & pasti otak kita secara langsung mengartikan makna tersebut kepada sebuah cerita lama yang menjadi panutan dalam dunia imajinasi seperti Si Kancil, Keong Emas, Cinderella, Puteri Tidur, Sangkuriang, Malin Kundang & Timun Emas.




Pada saat ini, dongeng seakan hanya tinggal kenangan indah yang membekas dibenak kita pada jaman kecil dahulu. Karena mungkin, saat ini mendongeng untuk anak sebelum tidur sudah dilupakan oleh sebagian orang tua karena berbagai macam kesibukan yang menyita waktu & tenaga.


Sungguh ironi sekali, dijaman yang makin hari kian modern seakan sebuah budaya mendongeng untuk anak menjadi luntur oleh peradabaan. Tak ada lagi suara merdu dari sang ibu yang menemani anak kita sekarang & nanti yang ketika ingin tidur dimalam hari yang gelap. Semua seakan sudah berganti dengan mendengarkan lagu pop & rock ketika anak kita ingin tidur.


Padahal mendongeng mengajarkan anak kita, untuk secara perlahan belajar memahami sifat – sifat baik & jahat yang harus ditiru & dijauhi ketika menginjak dewasa. Memang dongeng itu membosankan bagi sebagian anak, tapi dari kebosanan tersebut mereka justru menjadi sesuatu yang mengasyikan ketika kita mengetahui inti yang ingin disampaikan dalam sebuah alur cerita didalam dongeng.


Perkembangan jaman yang kian maju dari hari kehari ,tidak harus menenggelamkan suatu budaya dimasa lalu yang memiliki dampak positif bagi generasi penerus kita. Karena mungkin suatu saat nanti dongeng yang dulu kita dengarkan dimasa kecil, bisa kita sendiri yang mengdongengkan cerita tersebut kepada anak & cucu kita kelak dimasa yang akan datang.


Kesimpulan : Dari tulisan ini, saya ingin membangkitkan sebuah kenangan lama yang hampir tenggelam kedasar jurang supaya bisa bangkit lagi, agar generasi muda Indonesia tidak lupa dengan jati dirinya di masa lalu & masa sekarang. Dan jangan sampai, pada suatu saat nanti tidak ada cerita yang disampaikan kepada generasi penerus kita dimasa depan.

0 comments: