Polisi Import Vs Ekspor

Sudah tidak bisa dipungkiri lagi, peran polisi sekarang menjadi salah satu garda terdepan dalam setiap kesempatan pengamanan baik fomal atau non formal. Bisa dikatakan polisi, naik pamornya setelah jaman Presiden Soeharto lengser dari jabatannya pada era 1997 beberapa tahun yang lalu.












Ditengah maraknya, prestasi polisi pada saat ini ada beberapa hal yang sering kita lupakan ketika melihat sosok polisi.Hal tersebut adalah postur, penampilan & profesionalisme dari ketiga itu sudah bisa kita bedakan antara polisi Import Vs Export antara lain :


1. Polisi Indonesia secara postur badan tidak memenuhi standar polisi dunia, karena kondisi fisik yang agak pendek & perut yang sedikit gemuk alias buncit beda sekali dengan polisi luar yang gagah & six pack.
2. Polisi Indonesia system perekrutannya hampir 80% menggunakan biaya masuk yang cukup mengurah isi kantong,jadi jangan harap warga dengan ekonomi menengah kebawah bisa masuk angkatan kepolisian rebuplik Indonesia.
3. Polisi Indonesia di senggani & takuti bukan karena mereka memiliki badan yang besar seperti atlet angkat besi,melainkan rasa takut kita muncul karena takut di tilang
4. Polisi Indonesia terutama Polantas,kalau tanggal tua rajin menilang kendaraan dikarenakan uang dapur sudah mulai menipis.
5. Birokrasi Polisi Indonesia, masih sedikit sulit & berbelit - belit ketika ada laporan gangguan keamanan dari masyarakat


Mungkin ini beberapa perbedaan yang sangat menonjol sekali & nyata terjadi di Indonesia. Karena Polisi Export atau luar lebih welcome dengan masyarakat & cerdas dalam menghadapi masalah, dikarenakan jenjang pendidikan & pelatihan mereka lebih ketat & displin dibanding polisi kita. Tapi walau bagaimana pun Polisi Republik Indonesia merupakan aparatur Negara yang berperan penting dalam tata kelola sebuah ruang agar menciptakan suasana yang kondusif & tenang.


Tulisan ini mungkin sedikit kritik membangun untuk Polisi Republik Indonesia agar kedepan semakin memperbaiki diri dihadapan masyarakat,karena polisi bertugas melayani masyarakat. Karena kalau bukan kita yang mengkritik mereka, lalu siapa lagi yang akan mengkritik mereka ?